Keunikan Tradisi Festival Panen di Korea

By | 30 September 2025

Korea, sebagai negara dengan warisan budaya yang kaya, memiliki banyak tradisi yang berakar dari kehidupan agraris. Salah satu tradisi paling penting adalah festival panen, yang dikenal dengan nama Chuseok. Festival ini merupakan salah satu hari libur besar di Korea Selatan, dan dirayakan secara meriah setiap tahun oleh masyarakat Korea. Chuseok tidak hanya menjadi momen untuk bersyukur atas hasil panen, tetapi juga mempererat ikatan keluarga dan mengenang leluhur.

1. Makna Chuseok dalam Budaya Korea
Chuseok dirayakan setiap tahun pada tanggal 15 bulan ke-8 dalam kalender lunar, yang biasanya jatuh antara bulan September hingga awal Oktober. Festival ini juga dikenal sebagai “Hari Thanksgiving nya Korea” karena tujuannya yang mirip, yaitu bersyukur atas hasil panen yang melimpah.
Secara harfiah, “Chuseok” berarti “malam musim gugur yang cerah”. Di masa lalu, masyarakat Korea yang hidup sebagai petani akan mengadakan perayaan besar setelah panen padi dan hasil pertanian lainnya. Momen ini digunakan untuk mengucap syukur kepada alam dan leluhur yang diyakini telah memberkati mereka dengan keberlimpahan.

2. Ritual dan Tradisi Chuseok
Salah satu ritual utama dalam Chuseok adalah Charye, yaitu upacara penghormatan kepada leluhur. Keluarga akan berkumpul dan menyusun berbagai hidangan tradisional di meja persembahan, sebagai bentuk rasa hormat dan terima kasih kepada para pendahulu.
Selain itu, ada juga tradisi seongmyo, yaitu ziarah ke makam leluhur. Anggota keluarga akan membersihkan makam dan melakukan doa bersama sebagai wujud penghormatan. Tradisi ini memperkuat rasa kekeluargaan dan menjaga hubungan dengan akar budaya mereka.

3. Makanan Khas Chuseok

Chuseok juga identik dengan makanan tradisional khas musim panen. Salah satu yang paling terkenal adalah songpyeon, yaitu kue beras berbentuk setengah bulan yang diisi dengan kacang-kacangan, wijen, atau pasta kacang merah. Songpyeon dikukus di atas daun pinus, sehingga menghasilkan aroma yang khas.
Selain songpyeon, ada juga berbagai jenis jeon (pancake ala Korea), sup daging sapi, dan buah-buahan musiman yang disajikan selama festival. Makanan ini tidak hanya dinikmati bersama keluarga, tetapi juga disajikan dalam ritual persembahan.

4. Permainan dan Hiburan Tradisional
Selama Chuseok, masyarakat Korea juga mengadakan berbagai permainan tradisional dan pertunjukan seni. Salah satunya adalah ganggangsullae, tarian lingkaran tradisional yang dilakukan oleh para wanita di bawah cahaya bulan purnama. Ada juga pertandingan ssireum (gulat tradisional Korea) yang sering diadakan dalam festival-festival lokal.
Permainan tradisional ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga cara untuk mempererat solidaritas dan kebersamaan antarwarga.

Kesimpulan:
Festival panen Chuseok adalah simbol budaya Korea yang sarat makna, menggabungkan unsur syukur, kekeluargaan, dan pelestarian tradisi. Keunikan dalam ritual, makanan, dan hiburannya menjadikan Chuseok lebih dari sekadar hari libur  melainkan waktu untuk kembali ke akar budaya dan menghargai nilai-nilai kehidupan. Dalam dunia yang terus berubah, tradisi seperti ini menjadi pengingat penting akan identitas dan kebersamaan masyarakat Korea.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *