Buah Rambung Buah Liar yang Unik dan Penuh Manfaat

By | 14 Oktober 2025

Buah rambung mungkin masih terdengar asing bagi sebagian masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal di perkotaan. Namun, bagi masyarakat pedesaan atau yang tinggal di daerah hutan, buah ini cukup dikenal karena tumbuh liar dan kerap dijadikan camilan alami saat musimnya tiba. Meski belum sepopuler buah tropis lain seperti mangga atau durian, buah rambung memiliki keunikan tersendiri dari segi bentuk, rasa, hingga manfaatnya.

Apa Itu Buah Rambung?
Buah rambung berasal dari pohon rambung atau sering juga disebut pohon karet liar (dalam beberapa daerah). Tumbuhan ini biasanya ditemukan di pinggir hutan, lahan kosong, atau tepi sungai. Buah rambung berukuran kecil, bentuknya bulat atau lonjong, dan tumbuh bergerombol di batang atau dahan pohonnya. Saat masih muda, warnanya hijau dan berubah menjadi kuning atau merah saat matang.
Rasanya unik campuran antara manis dan asam, dengan tekstur yang agak kenyal. Karena bentuk dan pertumbuhannya yang mirip dengan buah ara atau beringin, banyak orang mengira rambung termasuk dalam keluarga Moraceae (suku nangka-nangkaan).

Ciri-ciri Pohon Rambung:
Pohon rambung bisa tumbuh cukup tinggi, mencapai 10–20 meter. Kulit batangnya berwarna cokelat keabu-abuan dan mengeluarkan getah putih bila terluka, mirip dengan getah pohon karet. Daunnya lebar, berwarna hijau tua, dan berbentuk lonjong. Karena itu, dalam beberapa daerah, pohon ini juga dikenal dengan nama lokal seperti pohon karet hutan, rambung liar, atau karet kebo.

Manfaat Buah Rambung
Meski tergolong sebagai buah liar, rambung memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Sumber antioksidan alami
Buah rambung mengandung senyawa alami seperti flavonoid dan polifenol yang berguna sebagai antioksidan. Senyawa ini membantu menangkal radikal bebas dalam tubuh dan memperlambat penuaan sel.
2. Melancarkan pencernaan
Kandungan serat dalam buah rambung cukup tinggi, sehingga baik untuk melancarkan sistem pencernaan. Mengonsumsinya secara rutin dalam jumlah wajar dapat membantu mencegah sembelit.
3. Sebagai camilan sehat
Rasa asam-manisnya yang segar membuat rambung cocok dijadikan camilan alami. Beberapa daerah bahkan mengolahnya menjadi manisan atau rujak.
4. Potensi obat tradisional
Masyarakat di pedalaman kadang memanfaatkan rebusan daun atau kulit pohon rambung untuk mengobati luka luar atau masalah kulit. Meski belum banyak diteliti secara medis, penggunaan ini menunjukkan potensi pengembangan sebagai obat herbal.

Perluasan dan Pelestarian:
Sayangnya, karena tumbuh secara liar dan belum dibudidayakan secara luas, buah rambung jarang ditemukan di pasar umum. Padahal, buah ini berpotensi dikembangkan sebagai komoditas lokal yang bernilai ekonomi dan ekologi tinggi. Pelestarian pohon rambung di hutan-hutan lokal juga penting agar tidak punah akibat alih fungsi lahan dan deforestasi.

Penutup:
Buah rambung adalah salah satu kekayaan hayati Indonesia yang masih tersembunyi. Keunikan rasanya, manfaat kesehatannya, dan potensi ekonominya menjadikannya layak untuk lebih dikenal dan dikembangkan. Dengan perhatian lebih, buah rambung bisa menjadi salah satu buah lokal unggulan yang tidak hanya bernilai budaya, tetapi juga kesehatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *